" Misi Utama Nabi Muhammad bukan untuk mengislamkan dunia "
"Kalau seandainya Tuhanmu menghendaki, tentu berimanlah semua manusia
di bumi. Maka apakah engkau (Muhammad) akan memaksa manusia hingga
mereka menjadi orang-orang yang beriman semua?"
(QS Yunus 10:99).
Banyak yang kaget rupanya ketika disodorkan ayat ini. Misi utama Nabi
itu sejatinya bukan untuk menaklukkan dunia dan mengislamkan semua
orang.
Misi Nabi itu dijelaskan oleh al-Quran sebagai rahmat
untuk semesta alam. "Dan tiadalah Kami (Allah) mengutus engkau
(Muhammad), kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam"
(QS. Al-anbiya 21/107).
Dan dijelaskan sendiri oleh Nabi dalam satu riwayat Hadis Sahih:
"Sesungguhya aku diutus untuk meyempurnakan akhlak yang mulia." Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq (HR Bukhari).
Menebar Rahmat dan memperbaiki Akhlak itulah misi utama Nabi, bukan
maksa-maksa orang lain masuk Islam atau memaksa mengikuti fatwa dan
tafsiran kita sendiri, atau bahkan memaksa orang lain mengikuti pilihan
politik kita. Pemaksaan terhadap orang lain itu bukan rahmat dan
bukan pula akhlak yang mulia. La ikraha fi al-din. Tidak ada paksaan
dalam beragama.
Tafsir Ibn Katsir menjelaskan: "tidak perlu
memaksa mereka. Barangsiapa dibukakan pintu hatinya oleh Allah maka
mereka akan memeluk Islam. Barang siapa dikunci hati, pendengaran dan
penglihatannya maka mereka tidak akan mendapat manfaat jikalau dipaksa
masuk Islam".
Tafsir Fi Zhilalil Qur'an mengonfirmasi bahwa
"manusia telah diberi tanggung jawab untuk memilih jalannya sendiri, dan
mereka pula lah yang akan bertanggungjawab atas pilihannya tersebut."
Keimanan itu tidak perlu dipaksakan. Dakwah itu mengajak, bukan
memaksa. Maka hindari cara-cara yang memaksa. QS al-Nahl 16/125 memberi
kita petunjuk metode dakwah yang harus ditempuh:
- Pertama, dengan hikmah,
- Kedua, dengan mauizah (nasehat/pelajaran) yang baik dan
- terakhir kalau harus berdebat, bantahlah dengan argumentasi yang lebih baik.
Tidak perlu pula menjelekkan atau menghina kepercayaan orang lain.
Bahkan standar moral yang luar biasa ditegaskan dalam QS al-An'am 6/108:
"Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain
Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas
tanpa pengetahuan." Kita dilarang dengan tegas untuk menistakan Tuhan
dan sesembahan agama lainnya. Inilah akhlak yang diajarkan al-Qur'an.
Mari kawan ...Kita tunjukkan pada penduduk dunia akan ketinggian ajaran
Islam yang menjadi rahmat bagi semesta dan membentuk pribadi-pribadi
yang berakhlak mulia. Begitu mereka tahu maka biarkan mereka sendiri
yang akan berbondong-bondong masuk Islam.
"Apabila telah datang
pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama
Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu
dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima
taubat". (QS al-Nashr 110/1-3)
Salam hangat dan selamat melanjutkan misi Nabi Muhammad...
Nadirsyah Hosen
Rais Syuriah
PCI Nahdlatul Ulama
Australia - New Zealand
☆☆☆☆☆
Dr. H. Nadirsyah Hosen, LLM, MA (Hons), PhD adalah orang Indonesia
pertama dan satu-satunya yang menjadi dosen tetap di fakultas hukum di
universitas di Australia.
Sejak pertengahan tahun 2015 dia
mengajar di Monash University Faculty of Law, salah satu Fakultas Hukum
terbaik di dunia. Sebelumnya selama 8 tahun ia mengajar pada Fakultas
Hukum, Universitas Wollongong (2007-2015) hingga meraih posisi sebagai
Associate Professor.
Tahun 2005 ia bekerja sebagai post-doctoral research fellow di TC. Beirne School of Law, Universitas Queensland.