JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM- Kepala Deputi Pemberantasan Narkoba Badan
Narkotika Nasional (BNN) Benny Jozua Mamoto mengungkapkan, ratusan
perempuan Indonesia banyak yang terlibat menjadi kurir narkotika di
Negara Peru, Amerika Selatan.
Menurut Benny para wanita ini mau menjadi kurir lantaran terdesak kebutuhan ekonomi dan bujukan teman maupun saudara.
"Mereka banyak yang direkrut dari desa-desa maupun ditempat kerja mereka di luar negeri. Dan jumlahnya sangat banyak dan mencapai ratusan wanita tertangkap di Peru," kata Benny di kantor BNN Jl. MT. Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (21/11/2012).
Benny menuturkan, salah satu contohnya ialah Wulandari, seorang kurir narkotika yang tertangkap saat membawa koper berisi kokain yang dibawa dari Peru di Manila, Philipina mengungkapkan bahwa penyelundupan barang haram itu melibatkan warga negara Nigeria.
"Wulandari pergi ke Peru membawa sebuah koper, sesampainya di sana, koper tersebut ditukar oleh seorang Nigeria dengan koper berisi kokain yang disimpan di dinding koper dan kaki koper," ujarnya.
Lebih lanjut Benny mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah berangkat ke Manila untuk menginterograsi kurir tersebut. Informasi sementara menyebutkan, Wulandari adalah eks Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang kini menganggur. Dia diberi upah US $550 setiap kali transit di suatu negara.
Benny juga akan berangkat ke Peru minggu depan untuk mewawancarai seorang kurir perempuan WNI yang tertangkap di Cusco, Peru. Pihaknya akan menyelidiki modus dan peta jaringan kasus tersebut.
"Kami juga akan bekerja sama dengan aparat di Peru untuk menangani kasus-kasus ini. Salah satunya, kami akan menyelidiki data WNI yang ada di Peru, apa keperluan mereka di sana," lanjutnya.
Kokain dari Peru biasanya dibawa kurir ke Indonesia dengan transit terlebih dahulu di Philipina. Jalur Dili masih mendominasi penyelundupan kokain.
Benny menerangkan bahwa di dalam perekrutan para kurir-kurir perempuan tersebut mereka mengincar di desa dengan diimingi imbalan yang besar.
"Mereka itu diajari semua tata cara mulai dari masuk hotel, cara lolos di petugas bandara," ungkapnya. (*)
Menurut Benny para wanita ini mau menjadi kurir lantaran terdesak kebutuhan ekonomi dan bujukan teman maupun saudara.
"Mereka banyak yang direkrut dari desa-desa maupun ditempat kerja mereka di luar negeri. Dan jumlahnya sangat banyak dan mencapai ratusan wanita tertangkap di Peru," kata Benny di kantor BNN Jl. MT. Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (21/11/2012).
Benny menuturkan, salah satu contohnya ialah Wulandari, seorang kurir narkotika yang tertangkap saat membawa koper berisi kokain yang dibawa dari Peru di Manila, Philipina mengungkapkan bahwa penyelundupan barang haram itu melibatkan warga negara Nigeria.
"Wulandari pergi ke Peru membawa sebuah koper, sesampainya di sana, koper tersebut ditukar oleh seorang Nigeria dengan koper berisi kokain yang disimpan di dinding koper dan kaki koper," ujarnya.
Lebih lanjut Benny mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah berangkat ke Manila untuk menginterograsi kurir tersebut. Informasi sementara menyebutkan, Wulandari adalah eks Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang kini menganggur. Dia diberi upah US $550 setiap kali transit di suatu negara.
Benny juga akan berangkat ke Peru minggu depan untuk mewawancarai seorang kurir perempuan WNI yang tertangkap di Cusco, Peru. Pihaknya akan menyelidiki modus dan peta jaringan kasus tersebut.
"Kami juga akan bekerja sama dengan aparat di Peru untuk menangani kasus-kasus ini. Salah satunya, kami akan menyelidiki data WNI yang ada di Peru, apa keperluan mereka di sana," lanjutnya.
Kokain dari Peru biasanya dibawa kurir ke Indonesia dengan transit terlebih dahulu di Philipina. Jalur Dili masih mendominasi penyelundupan kokain.
Benny menerangkan bahwa di dalam perekrutan para kurir-kurir perempuan tersebut mereka mengincar di desa dengan diimingi imbalan yang besar.
"Mereka itu diajari semua tata cara mulai dari masuk hotel, cara lolos di petugas bandara," ungkapnya. (*)
Sumber : Tribun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar