"Kami sangat serius untuk mengembangkan dan memajukan bisnis kami di Indonesia dan semuanya harus dimulai dari pendidikan yang bermutu agar menciptakan pengusaha-pengusaha yang bermoral dan bermartabat," tegas Ahamet Beyaz dalam pertemuannya dengan Jusuf Kalla di Istanbul Turki, Kamis.
Media Officer Jusuf Kalla, Husain Abdullah mengaku dalam pertemuan mantan Wakil Presiden dengan Presiden Bank Asya Ahamet Beyaz sebagai bagian dari lawatan Jusuf Kalla ke Turki. JK juga diundang memberikan ceramah tentang perdamaian Asia Tenggara di Universitas Fatih, Istanbul Turki.
Dalam pertemuan kedua tokoh itu, baik JK maupun Ahamet Beyaz yang mempunyai latar belakang pengusaha itu sangat merespon peningkatkan kerja sama antara RI-Turki dengan membangun sebuah pondisi yang baik melalui kerja sama pendidikan.
"Pendidikan yang baik menjadi modal dasar untuk membangun kekuatan baru karena kemajuan suatu bangsa juga tidak terlepas dari pendidikan. Maka dari itu, kami sepakat akan memulai kerja sama ini dari pendidikan, perdagangan dan industri. Kerja sama perdagangan dan ekonomi dapat ditingkatkan lewat generasi muda terdidik dan bermoral," katanya.
Ahamet Beyaz mengaku pembangunan sekolah-sekolah bermutu juga sudah dilakukan dibeberapa negara lain karena masyarakat Turki saat perhatian dengan dunia pendidikan, apalagi para pengusahanya memulai kerja sama dari pendidikan.
Menanggapi niat baik pengusaha Turki itu, JK yang didampingi putranya Solihin Jusuf Kalla, menyatakan jika segala rencana besar perlu didasari dengan pengembangan sebuah lembaga pendidikan sebagai patokan karena dari sanalah pengusaha-pengusaha muda yang baik, jujur dan bermoral akan lahir.
"Banyak yang dapat dikerjasamakan dengan Turki, hanya saja informasi antarkedua negara terbatas sehingga kurang saling mengenal. Lewat pendidikan bisa menjadi jembatan meningkatkan hubungan itu," kata JK.
Khusus di bidang ekonomi, RI-Turki memungkinkan dilakukan kerja sama karena Turki memiliki teknologi dan modal Eropa. Sedangkan selama ini teknologi yang menyerbu Indonesia justru kebanyakan dari Cina.
Di bidang perdagangan, Turki yang butuh sumber daya tentu dapat meningkatkan perdagangannya bahkan Turki dapat menjadi pintu gerbang Indonesia untuk masuk ke Eropa.
Solihin Jusuf Kalla yang mendampingi ayahnya dalam pertemuan tersebut mengaku sangat terkesan dengan visi para pengusaha Turki. Mereka mengembangkan sebuah proyek nurani untuk menjadi pengusaha yang tangguh dan menjadikan Turki sebagai negara terkemuka ekonomi saat ini di Eropa.
"Selama saya di Turki, saya banyak mendapat pelajaran penting dan semua pengusaha-pengusaha di Turki mampu menerapkan ilmu pendidikan dengan agama sehingga melahirkan prilaku bisnis bermoral menjadi gerakan kaum muda di Turki," katanya.
Menurut dia, gerakan bisnis kaum muda Turki yang berlandaskan moral ini patut ditiru untuk para pengusaha-pengusaha di Indonesia. Jika metode itu mampu diterapkan, ucap dia, semua akan dituai setelah beberapa tahun kemudian. ( KB. Antara )
Editor : Putri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar