Lagi, Jakarta Didapuk Nomor Satu Dunia
Penulis : Hilda B Alexander |
Selasa, 30 April 2013
Jakarta
mencatat kinerja mengagumkan yakni 38,1 persen. Jauh di atas kota-kota
kelas dunia lainnya
macam Miami, Hong Kong, Singapura, London, Tokyo,
bahkan New York.
JAKARTA, STAR BERANTAS, Setelah
Urban Land Institute (ULI) dan PricewaterhouseCoopers (PwC) menahbiskan
Jakarta sebagai arena investasi properti nomor wahid di dunia, kini
giliran Knight Frank yang mengonfirmasi kota ini sebagai peringkat
pertama dunia. Tak main-main, bukan sekadar peringkat teratas yang
mereka sematkan pada ibu kota negara kita tercinta ini, melainkan
berdasarkan riset pertumbuhan harga rumah mewah!
Jakarta mencatat
kinerja mengagumkan, yakni 38,1 persen, jauh di atas kota-kota kelas
dunia lainnya macam Miami, Hongkong, Singapura, London, Tokyo, bahkan
New York. Dari 29 kota dunia dalam Indeks Knight Frank Global Cities,
Jakarta memimpin pertumbuhan harga rumah mewah selama setahun (year on year)
2012-2013. Bahkan, apabila perhitungan persentase dilakukan hanya pada 3
bulan pertama tahun ini pun, Jakarta tetap berada pada peringkat lima
besar dunia bersama Monaco, Dubai, dan Los Angeles.
Meski tetap
menunjukkan peningkatan sebesar 3,6 persen pada pembukaan kuartal,
secara umum, harga properti premium di 29 kota global tersebut
tergelincir 0,4 persen pertumbuhannya. Sebanyak delapan kota tercatat
mengalami pertumbuhan dua digit, termasuk Monaco yang dilaporkan
mengalami lompatan sebesar 10 persen dalam kuartal perdana 2013 ini.
Bangkok,
Miami, Dubai, dan Shanghai menemani Jakarta masuk lingkaran lima besar
kota dengan kinerja terbaik. Harga properti Bangkok naik 26,1 persen
dalam setahun terakhir, sementara Miami terlihat meningkat 21,1 persen.
Lompatan signifikan juga dialami Dubai dengan angka 18,3 persen, dan
Shanghai dilaporkan melonjak 17,4 persen.
Menurut Knight Frank,
pertumbuhan harga properti perdana di Jakarta dan Bangkok tak lain
karena kuatnya permintaan domestik dari kalangan kelas menengah baru
yang jumlahnya juga tak kalah signifikan. Sementara itu, pertumbuhan
harga properti di kota dunia lain, macam Miami, dipengaruhi oleh
masyarakat Amerika Latin yang membeli properti mewah ini. Dana tersebut
mengalir dari Brasil, Venezuela, dan Argentina.
Bagaimana dengan kota-kota lainnya?
Kota-kota
di Eropa tetap "terbelakang" dan masih di luar gelanggang persaingan.
Mereka mencatat penurunan rata-rata 2,3 persen. Sementara itu, Tokyo
merupakan kota dengan performa paling buruk, anjlok 17,9 persen. Ini
terjadi karena faktor "Abenomics" yang merupakan kebijakan moneter
terbaru dari Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Namun begitu, kebijakan
ini perlahan telah memperkuat sentimen bisnis seiring permintaan
properti mewah. Serupa halnya dengan New York yang kinerjanya semakin
turun hingga 9,9 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar