KUNCI KEBERHASILAN
Oleh : Syamsul Bahri
Kesungguhan
dibarengi sikap kebersamaan sangat penting dalam seluruh aspek kehidupan. Hanya
karena kesombongan dan keangkuhan yang namanya makhluk manusia sehingga
terkadang tidak menyadari hakikat serta
makna dari pada kesungguhan dan kebersamaan yang akibatnya tidak jarang anak
cucu adam ini gagal dalam cita-cita, gagal dalam usaha dan gagal pula dalam
impian.
Sebagai
contoh kongkrit, betapa kecilnya sebangsa semut tetapi karena dibarengi dengan
sikap kesungguhan dan kebersamaan mereka bisa berhasil mengangkat atau
memindahkan sebuah benda yang jauh lebih besar ketimbang dari pada tubuhnya.
Dalam
ruang lingkup skala kecil saja misalnya, seperti dalam perencanaan membina
rumah-tangga dan keluarga tanpa kebersamaan sikap dan persepsi yang sama antara
seorang istri dengan suaminya pasti akan menemui berbagai rintangan dalam
mencapai sebuah keharmonisan.Tingginya egoisme seseorang, juga salah satu faktor penyebab bisa hilangnya rasa kebersamaan. Contoh lain misalnya, dalam membangun dan mewujudkan sebuah cita-cita kelompok komunitas juga tanpa kerja sama yang baik, maka harapan keberhasilan tipis kemungkinan akan terjadi.
Dalam
tindak kejahatan saja, seperti seorang koruptor dan pencuri kelas kakap
sekalipun tidak akan berhasil kecuali melibatkan pihak lain. Makanya, jarang
seorang koruptor dan pencuri kelas kakap menjadi tersangka sendirian. Begitu pula
sebaliknya, untuk memberantas mereka atau paling tidak untuk meminimalisir
tindakan seperti itu harus ada kesungguhan dan sikap kebersamaan dari semua
unsur utamanya pihak penegak hukum, disamping peranan masyarakat sekitar untuk
tidak memberi peluang dan kesempatan kepada mereka.
Tulisan
ini sengaja kami tayangkan tak lain guna membuka mata hati nurani kita semua
bahwa dalam setiap melangkah dan bertindak, baik dalam menunaikan kewajiban
menjalakan aturan maupun dalam membuat kebijakan untuk sebuah pemecahan
masalah, seharusnya selalu dijiwai oleh sikap kesungguhan dan kebersamaan.
Oleh
karenanya sudah menjadi kenyataan di sekeliling kita bahwa setiap derap langkah
manusia, apapun yang akan dilakoninya tentu amat mustakhil menjalani hidupnya
sendiri-sendiri. Demikian pula halnya dalam penerapan sistem manajerial di
seluruh sektor kehidupan, kesungguhan dan kebersamaan adalah kunci keberhasilan
satu-satunya.
Menjalankan
roda kepemimpinan suatu organisasi, gerakannya akan terseok-seok jika
orang-orang yang ada di dalamnya tidak punya rasa kebersamaan dalam tujuan
mencapai cita-cita di organisasi itu. Di sinilah diperlukan adanya type
kepemimpinan yang mampu merangkul dan mengakomodasi seluruh kepentingan
orang-orang yang ada dalam oragnisasi itu guna menyamakan persepsi dengan sikap
dan kepentingan yang sama.
Antara
pemerintah dengan rakyat, pemimpin dengan partner kerjanya (bawahannya) nanti
dikatakan sukses dan berhasil bilamana keduanya sama-sama merasakan nikmat dan
puas alias senang. Masalah tidak akan pernah habis jika hanya kumpulan
orang-orang yang kebetulan berada di atas saja merasa senang, sementara rakyat
atau bawahan tetap merintih serba kekurangan.
Di
dalam pemberian jasa pelayananpun, alangkah tidak adilnya jika hanya salah satu
pihak yang merasakan kesenangan dan kepuasan. Maka rasa kebersamaan sepatutnya
menjadi tolok ukur sebuah keberhasilan. Pelayanan prima saja, nanti bisa
dikatakan berhasil apabila pelayan dan yang dilayani merasakan kepuasan yang
sama, sehingga pada pelayanan tersebut dapat ditemukan sebuah kata defenisi
dalam pelayanan prima “saya senang,
andapun senang” dengan demikian, maka terhindarlah kita dari segala
resistensi negatif menyangkut pelayanan.
Dua
kata pamungkas “kesungguhan &
kebersamaan” sepatutnya dapat menjiwai setiap derap langkah manusia sampai
menyentuh seluruh aspek kehidupan, di mana tujuan dan cita-cita bisa tercapai
karena adanya sikap yang sama bahwa tiada sukses dan keberhasilan tanpa
kesungguhan dan kebersamaan, yaitu : sungguh-sungguh dalam mencapai tujuan dan
impian, “rugi dan mudharat sama dijauh, mujur, untung dan sukses sama
diraih” Semoga....!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar