STAR BERANTAS, Jakarta. Semrawutnya pembangunan, kemacetan, serta parahnya kawasan yang terkena banjir di Jakarta semakin memperkuat wacana perluanya pemindahan ibu kota ke tempat lain yang lebih kondusif.
"Saat ini menjadi momentum, Jakarta sudah semakin parah banjirnya dan kemacetan di mana-mana, tampaknya perlu dipikirkan. Harus ada studi yang mendalam dan komperhensif untuk menempatkan daerah-daerah baru yang bebas dari bencana," jelas Wakil Ketua Komisi II, Abdul Hakam Naja saat dihubungi, Jumat (18/1/2013).
Hakam menambahkan, pihaknya sudah lama membahasan soal pemindahan ibu kota. Bahkan, sejak 2012 sudah diusulkan, tapi padatnya pekerjaan Komisi II membuat wacana tersebut ditunda.
"Saya kira perlu dipikirkan dari sekarang kajian awal soal pemisahan pusat bisnis dengan pusat pemerintah. Ini jelas membutuhkan keputusan politik yang kuat didukung pemangku kepentingan," terangnya.
Hakam menyatakan, pemindahan ibu kota tidak akan berdampak besar bagi Jakarta yang sudah menjadi sentra bisnis. "Tak ada pengaruhnya terhadap karakter Jakarta. Tapi memang perlu kajian awal, guna melihat lokasi yang bebas bencana, strategis dan letak geografis," sambungnya.
Menurut Hakam, perlu ada rencana jangka panjang. Paling cepat untuk merealisasikan pemindahan tersebut dibutuhkan waktu 10-20 tahun. Sumber : okezone.com
( Putri )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar